Baku Mutu Air LImbah Bagi Usaha / Industri Sabun, Deterjen, dan Produk Minyak Nabati

Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Sabun, Deterjen, dan Produk-produk Minyak Nabati

Saat ini, kesadaran akan perlindungan lingkungan semakin meningkat di kalangan pemilik bisnis sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati.

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah kualitas air limbah yang dihasilkan oleh industri-industri tersebut.

Untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan, penting bagi para pemilik bisnis ini untuk memahami persyaratan yang harus dipenuhi.

Gambar sabun

Acuan utama bagi standar baku mutu air limbah di Indonesia adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.

Peraturan ini mengatur parameter-parameter yang harus diukur dan batas maksimum yang diperbolehkan untuk setiap parameter tersebut.

Parameter Kadar Paling Tinggi [mg/L] Beban pencemaran paling tinggi [kg/ton]
Sabun Minyak Nabati Diterjen
BOD 75 0,60 1,88 0,075
COD 180 1,44 4,50 0,180
TSS 60 0,48 1,50 0,06
Minyak dan Lemak 15 0,120 0,375 0,015
Fosfat [PO4] 2 0,016 0,05 0,002
MBAS 3 0,024 0,075 0,003
pH 6,0-9,0
Debit limbah paling tinggi 8 m3 per ton produk sabun 25 m3 per ton produk minyak nabati 1 m3 per ton produk diterjen

Parameter yang Harus Diukur

Ada beberapa parameter yang harus diukur dalam air limbah industri sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati. Parameter-parameter ini mencakup:

  1. BOD (Biochemical Oxygen Demand): BOD mengukur jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme dalam proses penguraian bahan organik dalam air limbah. Batas maksimum BOD yang diperbolehkan adalah tertuang dalam peraturan yang berlaku.
  2. COD (Chemical Oxygen Demand): COD mengukur jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi zat-zat kimia dalam air limbah. Seperti halnya BOD, batas maksimum COD juga diatur dalam peraturan yang berlaku.
  3. TSS (Total Suspended Solids): TSS mengukur jumlah partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah. Parameter ini memberikan indikasi mengenai tingkat kekeruhan air limbah. Batas maksimum TSS harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  4. Minyak dan Lemak: Kandungan minyak dan lemak dalam air limbah harus diukur dan harus memenuhi batas maksimum yang ditetapkan. Peningkatan kandungan minyak dan lemak dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem air.
  5. Fosfat: Fosfat adalah nutrien yang dapat menyebabkan eutrofikasi dan pertumbuhan alga yang berlebihan di perairan. Batas maksimum fosfat yang diperbolehkan harus dijaga agar tidak terjadi dampak negatif pada ekosistem air.
  6. MBAS (Methylene Blue Active Substances): MBAS adalah parameter yang mengukur konsentrasi surfaktan dalam air limbah. Surfaktan adalah bahan aktif yang umum digunakan dalam sabun dan deterjen. Kandungan MBAS dalam air limbah harus memenuhi batas maksimum yang ditetapkan.
  7. pH: pH adalah parameter yang mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air limbah. Rentang pH yang diperbolehkan juga ditentukan dalam peraturan yang berlaku.
  8. Debit Limbah Paling Tinggi Sabun: Selain parameter kimia, penting juga untuk mengukur debit limbah paling tinggi sabun yang dihasilkan oleh industri. Debit limbah harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Keberhasilan Memenuhi Standar Baku Mutu

Untuk memastikan bahwa air limbah industri sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati memenuhi standar baku mutu, pemilik bisnis harus secara rutin melakukan pengujian dan pemantauan terhadap parameter-parameter yang telah disebutkan di atas.

Pengujian ini dapat dilakukan secara internal menggunakan laboratorium yang memadai atau melalui layanan pihak ketiga yang terpercaya.

Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa air limbah tidak memenuhi batas maksimum yang ditetapkan, pemilik bisnis harus segera mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Tindakan perbaikan ini dapat berupa penggunaan teknologi pengolahan air limbah yang lebih efektif, perubahan dalam proses produksi, atau penerapan praktik ramah lingkungan.

Penting juga untuk mencatat bahwa standar baku mutu air limbah dapat berubah dari waktu ke waktu.

Oleh karena itu, pemilik bisnis harus tetap mengikuti perkembangan regulasi terkait dan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar tetap memenuhi standar yang berlaku.

Manfaat Memenuhi Standar Baku Mutu

Mengikuti standar baku mutu air limbah memiliki manfaat yang signifikan bagi pemilik bisnis sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

  • Mendukung keberlanjutan lingkungan dan menjaga kualitas air di sekitar industri.
  • Mencegah pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem air.
  • Mendukung citra perusahaan yang bertanggung jawab secara lingkungan.
  • Mengurangi risiko konflik dengan pihak berwenang dan masyarakat setempat.
  • Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Secara keseluruhan, memenuhi standar baku mutu air limbah industri sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati merupakan langkah penting dalam menjaga keberlanjutan bisnis dan melindungi lingkungan.

Dengan pemahaman yang baik tentang persyaratan dan parameter yang harus diukur, pemilik bisnis dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan memenuhi standar yang ditetapkan, memberikan dampak positif bagi lingkungandan menjaga reputasi bisnis mereka.

Dengan menjaga kualitas air limbah, industri sabun, deterjen, dan produk-produk minyak nabati dapat berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan.

advertise