Baku Mutu Air Limbah Industri Petrokimia Hulu (Pupuk, Pelarut, Etilen, dll..)

Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Petrokimia Hulu di Indonesia

Bagi pemilik bisnis industri petrokimia hulu, memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan oleh industri mereka memenuhi standar baku mutu sangatlah penting.

Air limbah yang tidak terkelola dengan baik dapat memiliki dampak negatif yang serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang standar baku mutu air limbah industri petrokimia hulu di Indonesia menjadi sangat penting.

Ilustrasi pupuk urea

Acuan utama bagi standar baku mutu air limbah di Indonesia adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.

Peraturan ini menguraikan parameter-parameter yang harus diukur dan membatasi konsentrasi zat-zat tertentu dalam air limbah.

Dengan memastikan bahwa air limbah memenuhi parameter-parameter ini, industri petrokimia hulu dapat menjaga keberlanjutan operasional mereka dan melindungi lingkungan sekitar.

Parameter Kadar Paling Tinggi [mg/L] Beban Pencemaran Paling Tinggi [kg/ton]
BOD 75 1,1
COD 150 2,2
TSS 100 1,5
Minyak Lemak 15 0,2
pH 6,0-9,0
Kuantitas air limbah paling tinggi 15 m3 per ton produk

Parameter yang Harus Diukur

Untuk memastikan bahwa air limbah industri petrokimia hulu memenuhi standar baku mutu, berikut adalah parameter-parameter yang harus diukur:

  1. BOD (Biochemical Oxygen Demand): BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses penguraian bahan organik dalam air limbah. Batas maksimum BOD yang diizinkan adalah 50 mg/L.
  2. COD (Chemical Oxygen Demand): COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik secara kimiawi dalam air limbah. Batas maksimum COD yang diizinkan adalah 100 mg/L.
  3. TSS (Total Suspended Solids): TSS mengukur jumlah partikel padat yang terendapkan dalam air limbah. Batas maksimum TSS yang diizinkan adalah 100 mg/L.
  4. Minyak dan Lemak: Kandungan minyak dan lemak dalam air limbah harus diukur dan dibatasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan baku mutu.
  5. Fenol: Konsentrasi fenol dalam air limbah tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditetapkan.
  6. Cr (Chromium): Konsentrasi kromium dalam air limbah harus dipantau dan dibatasi agar sesuai dengan standar baku mutu.
  7. Cu (Copper): Kandungan tembaga dalam air limbah juga harus diukur dan mematuhi batas yang ditetapkan.
  8. Zn (Zinc): Konsentrasi seng dalam air limbah tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditetapkan dalam peraturan baku mutu.
  9. Ni (Nickel): Kandungan nikel dalam air limbah harus dikendalikan agar sesuai dengan standar baku mutu.
  10. pH: Tingkat keasaman atau kebasaan (pH) air limbah juga harus diukur dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
  11. Kuantitas Air Limbah Paling Tinggi: Selain parameter-parameter di atas, industri petrokimia hulu juga harus memperhatikan kuantitas air limbah yang dihasilkan. Volume air limbah yang paling tinggi yang diizinkan untuk dibuangkan harus sesuai dengan standar baku mutu yang berlaku.

Contoh Industri Petrokimia Hulu

Industri petrokimia hulu adalah sektor industri yang memainkan peran penting dalam pengolahan dan pemrosesan bahan baku minyak bumi menjadi produk kimia dasar.

Contoh industri petrokimia hulu meliputi pabrik petrokimia yang memproduksi bahan kimia seperti etilena, propilena, bahan pelarut, pupuk, plastik, serat sintetis, dan berbagai bahan kimia lainnya.

Industri petrokimia hulu memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa industri petrokimia hulu penting bagi Indonesia:

  1. Kemandirian Energi: Industri petrokimia hulu memainkan peran penting dalam mendukung kemandirian energi Indonesia. Dengan memproses minyak bumi, industri ini menghasilkan berbagai produk kimia yang digunakan dalam sektor energi, seperti bahan bakar, pelumas, dan bahan kimia untuk industri migas.
  2. Peluang Ekspor: Produk petrokimia hulu dari Indonesia memiliki potensi besar untuk diekspor ke pasar internasional. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan devisa negara dan pertumbuhan ekonomi.
  3. Penciptaan Lapangan Kerja: Industri petrokimia hulu menciptakan lapangan kerja dalam skala besar, baik langsung maupun tidak langsung. Pabrik-pabrik petrokimia membutuhkan tenaga kerja terampil dalam berbagai bidang, seperti teknik, kimia, manufaktur, dan logistik.
  4. Peningkatan Nilai Tambah: Dengan memproses minyak bumi menjadi berbagai produk kimia, industri petrokimia hulu dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Hal ini berkontribusi pada diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor industri nasional.
  5. Pengembangan Infrastruktur: Pertumbuhan industri petrokimia hulu juga mendorong pengembangan infrastruktur yang mendukung, seperti pelabuhan, jaringan pipa, dan fasilitas penunjang lainnya. Hal ini memberikan dampak positif pada sektor transportasi dan logistik.

Secara keseluruhan, standar baku mutu air limbah industri petrokimia hulu di Indonesia adalah pedoman yang sangat penting bagi pemilik bisnis dalam industri ini.

Dengan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan, industri petrokimia hulu dapat beroperasi secara bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar dan memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan tidak mencemari sumber daya air dan ekosistem.

Selain itu, industri petrokimia hulu memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian Indonesia, baik dalam hal kemandirian energi, peluang ekspor, penciptaan lapangan kerja, peningkatan nilai tambah, dan pengembangan infrastruktur.

Oleh karena itu, memahami standar baku mutu air limbah menjadi penting dalam menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan industri petrokimia hulu di Indonesia.

advertise