Baku Mutu Air Limbah Pengolahan Keledai (Tahu, Kecap, Tempe)

Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Pengolahan Keledai

Industri pengolahan keledai, seperti produksi kecap, tahu, dan tempe, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu.

Pemilik bisnis dalam industri ini perlu mengetahui parameter dan persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Ilustrasi tahu
Parameter Pengolahan Kedelai
Kecap Tahu Tempe
Kadar [mg/L] Beban [kg/ton] Kadar [mg/L] Beban [kg/ton] Kadar [mg/L] Beban [kg/ton]
BOD 150 1,5 150 3 150 1,5
COD 300 3 300 6 300 3
TSS 100 1 200 4 100 1
pH 6-9
Kuantitas air limbah paling tinggi 10 m3 / ton 20 m3 / ton 10 m3 / ton

Peraturan Baku Mutu Air Limbah di Indonesia

Acuan utama bagi standar baku mutu air limbah di Indonesia adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.

Peraturan ini mengatur berbagai parameter yang harus diukur dan batas maksimal yang harus dipatuhi oleh industri pengolahan keledai.

Parameter yang Harus Diukur

Ada beberapa parameter yang harus diukur dalam menentukan kualitas air limbah industri pengolahan keledai:

  1. BOD (Biochemical Oxygen Demand): Parameter ini mengukur jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme dalam proses penguraian bahan organik dalam air limbah. Batas maksimal BOD yang diizinkan bervariasi tergantung pada jenis kegiatan industri pengolahan keledai.
  2. COD (Chemical Oxygen Demand): Parameter ini mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik dan bahan kimia dalam air limbah. Nilai COD yang lebih tinggi menunjukkan keberadaan bahan organik atau kimia yang lebih tinggi dalam air limbah. Batas maksimal COD juga bergantung pada jenis industri pengolahan keledai yang dilakukan.
  3. TSS (Total Suspended Solids): Parameter ini mengukur jumlah partikel padat yang terlarut dalam air limbah. Partikel padat ini dapat berupa sisa makanan, bahan kimia, atau partikel lainnya yang terbawa dalam proses produksi. Batas maksimal TSS akan ditentukan sesuai dengan jenis kegiatan industri.
  4. pH: Parameter ini mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air limbah. Air limbah yang terlalu asam atau basa dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan. Industri pengolahan keledai harus memastikan bahwa pH air limbahnya berada dalam kisaran yang diizinkan.
  5. Kuantitas Air Limbah Paling Tinggi: Selain parameter kualitas, peraturan juga mengatur jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri pengolahan keledai. Setiap jenis industri akan memiliki batasan kuantitas air limbah tertentu yang diizinkan untuk dibuang.

Memenuhi Standar Baku Mutu Air Limbah

Untuk memastikan bahwa air limbah industri pengolahan keledai memenuhi standar baku mutu, pemilik bisnis perlu melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Mengukur dan memantau parameter-parameter yang dijelaskan di atas secara teratur. Dengan melakukan pengukuran berkala, pemilik bisnis dapat mengetahui apakah air limbah yang dihasilkan memenuhi batas maksimal yang ditetapkan.
  2. Melakukan pengolahan air limbah yang efektif. Jika ditemukan bahwa air limbah melebihi batas maksimal, pemilik bisnis harus mengimplementasikan sistem pengolahan air limbah yang tepat. Proses pengolahan air limbah dapat meliputi penggunaan filter, aerasi, pengendapan, atau teknologi lainnya yang sesuai dengan jenis pencemaran yang ada.
  3. Mendokumentasikan dan melaporkan hasil pengukuran secara berkala kepada otoritas lingkungan terkait. Pemilik bisnis harus memastikan bahwa mereka menjaga catatan yang akurat dan menyediakan laporan kepada pihak berwenang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
  4. Mengikuti peraturan dan aturan yang berlaku. Selain memahami peraturan baku mutu air limbah, pemilik bisnis pengolahan keledai juga harus mematuhi persyaratan lain yang terkait dengan pengelolaan limbah, seperti pembuangan limbah padat dan pengelolaan limbah berbahaya.

Kesimpulan

Pemilik bisnis dalam industri pengolahan keledai perlu memahami dan mematuhi standar baku mutu air limbah yang berlaku.

Dengan mengukur dan memantau parameter kualitas air limbah serta mengimplementasikan pengolahan yang efektif, pemilik bisnis dapat memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas lingkungan.

Penting juga untuk selalu mengikuti peraturan dan aturan yang berlaku untuk menjaga keberlanjutan industri dan lingkungan sekitarnya.

advertise