Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Rayon

Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Rayon

Industri rayon di Indonesia merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam industri tekstil.

Namun, seiring dengan pertumbuhannya, kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari kegiatan industri tersebut semakin meningkat.

Ilustrasi chip kayu, untuk dirubah menjadi pulp kayu (bubur kayu)

Untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, penting bagi pemilik bisnis industri rayon untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan oleh pabrik mereka memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.

Parameter Satuan Kadar Paling Tinggi
BOD mg/l 60
COD mg/l 150
TSS mg/l 100
Sulfida [sebagai S] mg/l 0,3
Zn mg/l 5
pH 6,0-9,0
Kuantitas air limbah paling tinggi m3 per serat rayon 130

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah

Standar baku mutu air limbah di Indonesia diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.

Peraturan ini menetapkan parameter yang harus diukur dan batas maksimalnya agar air limbah industri rayon dapat dianggap memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.

Beberapa parameter yang harus diukur untuk mengevaluasi kualitas air limbah industri rayon antara lain:

  1. BOD (Biochemical Oxygen Demand): Parameter ini mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam air untuk menguraikan bahan organik yang terkandung di dalamnya. Batas maksimal BOD yang diizinkan adalah 50 mg/L.
  2. COD (Chemical Oxygen Demand): Parameter ini mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dalam air limbah. Batas maksimal COD yang diizinkan adalah 150 mg/L.
  3. TSS (Total Suspended Solids): Parameter ini mengukur jumlah partikel padat yang terlarut dalam air limbah. Batas maksimal TSS yang diizinkan adalah 100 mg/L.
  4. Sulfida (Sebagai S): Parameter ini mengukur konsentrasi sulfida dalam air limbah. Batas maksimal sulfida yang diizinkan adalah 1 mg/L.
  5. Zn (Seng): Parameter ini mengukur konsentrasi seng dalam air limbah. Batas maksimal seng yang diizinkan adalah 3 mg/L.
  6. pH: Parameter ini mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air limbah. Batas pH yang diizinkan adalah antara 6,0 hingga 9,0.
  7. Kuantitas Air Limbah Paling Tinggi: Selain parameter kualitas, juga penting untuk memperhatikan kuantitas air limbah yang dihasilkan. Setiap industri rayon memiliki batas kuantitas air limbah yang telah ditentukan sesuai dengan kapasitas produksinya.

Serat Rayon: Pengantar dan Potensi Industri Tekstil di Indonesia

Serat rayon adalah serat buatan yang dibuat dari bahan baku alami, seperti kayu pulp, bambu, atau kapas. Serat ini memiliki karakteristik mirip dengan serat alami seperti sutra, namun dengan biaya produksi yang lebih rendah.

Industri rayon memainkan peran penting dalam sektor tekstil di Indonesia.

Bahan baku utama dalam produksi rayon adalah kayu pulp. Di Indonesia, sumber daya alam yang melimpah, seperti hutan tropis, memberikan potensi besar untuk industri rayon.

Kayu pulp yang dihasilkan dari penebangan kayu yang berkelanjutan dapat mendukung produksi serat rayon yang ramah lingkungan.

Industri tekstil di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkembang lebih lanjut. Permintaan akan produk tekstil terus meningkat baik di pasar domestik maupun internasional.

Dengan pengelolaan yang baik dan memenuhi standar baku mutu air limbah, industri rayon di Indonesia dapat berperan sebagai pemain utama dalam memenuhi kebutuhan produk tekstil dan meningkatkan ekonomi negara.

Menjaga Kepatuhan Terhadap Standar Baku Mutu

Bagi pemilik bisnis industri rayon, menjaga kepatuhan terhadap standar baku mutu air limbah adalah kunci untuk menjaga reputasi perusahaan dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan bahwa air limbah industri rayon memenuhi standar baku mutu:

  1. Implementasikan Sistem Pengelolaan Air Limbah: Pastikan pabrik rayon dilengkapi dengan sistem pengelolaan air limbah yang efektif. Sistem ini harus mencakup proses pengolahan air limbah yang memadai, seperti pengendapan, filtrasi, dan pengolahan kimia jika diperlukan.
  2. Monitor Parameter Air Limbah Secara Rutin: Lakukan pengujian teratur terhadap parameter air limbah yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan oleh laboratorium internal perusahaan atau oleh pihak eksternal yang memiliki keahlian dalam analisis air limbah.
  3. Pelatihan dan Kesadaran Karyawan: Berikan pelatihan kepada karyawan mengenai pentingnya menjaga kualitas air limbah dan bagaimana melaksanakan praktik yang ramah lingkungan dalam operasional pabrik.
  4. Pemantauan dan Pelaporan: Bentuk tim atau departemen khusus yang bertanggung jawab untuk memantau dan melaporkan kualitas air limbah secara berkala. Hal ini memungkinkan identifikasi masalah dan pengambilan tindakan perbaikan yang diperlukan secara cepat.
  5. Komunikasi dengan Pihak Berwenang: Jalin komunikasi yang baik dengan pihak berwenang terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup, untuk memastikan pemahaman yang jelas mengenai regulasi dan mendapatkan panduan yang tepat dalam menjaga kepatuhan terhadap standar baku mutu air limbah.

Mendukung Keberlanjutan Industri Rayon di Indonesia

Industri rayon di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara dan pembangunan industri tekstil yang berkelanjutan.

Dengan mematuhi standar baku mutu air limbah, pemilik bisnis industri rayon dapat menjaga keberlanjutan lingkungan dan memenuhi tuntutan pasar yang semakin tinggi terhadap produk ramah lingkungan.

Sebagai kesimpulan, penting bagi pemilik bisnis industri rayon untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan oleh pabrik mereka memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.

Dengan mematuhi peraturan yang ada dan mengimplementasikan langkah-langkah pengelolaan yang tepat, industri rayon di Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam sektor tekstil yang berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

advertise