Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Penyamakan Kulit

Standar Baku Mutu Air Limbah Industri Penyamakan Kulit

Saat ini, kepedulian terhadap lingkungan semakin meningkat, terutama di sektor industri. Salah satu sektor yang perlu memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan adalah industri penyamakan kulit.

Proses penyamakan kulit menghasilkan limbah cair yang perlu diolah sebelum dibuang ke lingkungan.

Untuk memastikan bahwa limbah cair tersebut aman bagi lingkungan, diperlukan standar baku mutu air limbah industri penyamakan kulit.

Parameter Proses Penyamakan Menggunakan Krom Proses Penyamakan Menggunakan Daun-daunan
Kadar Paling Tinggi [mg/L] Beban Pencemaran Paling Tinggi [kg/ton] Kadar Paling Tinggi [mg/L] Beban Pencemaran Paling Tinggi [kg/ton]
BOD 50 2,0 70 2,8
COD 110 4,4 180 7,2
TSS 60 2,4 50 2,0
Krom Total [Cr] 0,60 0,024 0,10 0,004
Minyak dan Lemak 5,0 0,20 5,0 0,20
Nitrogen Total [sebagai N] 10 0,40 15 0,60
Amonia Total 0,5 0,02 0,50 0,02
Sulfida [sebagai S] 0,8 0,032 0,50 0,02
pH 6,0-9,0 6,0-9,0
Debit limbah paling tinggi 40 m3 per ton bahan baku 40 m3 per ton bahan baku

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah

Sebagai acuan utama dalam menentukan standar baku mutu air limbah industri penyamakan kulit di Indonesia, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah menjadi pedoman yang harus diikuti.

Peraturan ini menjelaskan parameter-parameter yang harus diukur dalam menguji kualitas air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.

Parameter yang Harus Diukur

Berikut adalah parameter-parameter yang harus diukur untuk menentukan apakah air limbah industri penyamakan kulit memenuhi standar baku mutu:

  1. BOD (Biological Oxygen Demand): BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air limbah. Standar baku mutu untuk BOD adalah maksimum 50 mg/L untuk proses penyamakan menggunakan krom, dan maksimum 70 mg/L untuk proses penyamakan kulit menggunakan daun-daunan. Sementara itu, untuk beban pencemaran paling tinggi untuk BOD adalah maksimum 2,0 kg/ton untuk penyamakan menggunakan krom, dan maksimum 2,8 kg/ton penyamakan menggunakan daun-daunan.
  2. COD (Chemical Oxygen Demand): COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa-senyawa kimia dalam air limbah.
  3. TSS (Total Suspended Solids): TSS mengukur jumlah padatan terlarut dan terapung dalam air limbah.
  4. Krom Total [Cr]: Krom total mengukur jumlah kromium dalam air limbah. Krom merupakan salah satu bahan yang umum digunakan dalam proses penyamakan kulit.
  5. Minyak dan Lemak: Kandungan minyak dan lemak dalam air limbah juga harus diukur.
  6. Nitrogen Total [sebagai N]: Nitrogen total mengukur jumlah nitrogen dalam air limbah. Nitrogen dapat berasal dari bahan kimia yang digunakan dalam proses penyamakan kulit.
  7. Amonia Total: Amonia total mengukur jumlah amonia dalam air limbah.
  8. Sulfida [sebagai S]: Sulfida mengukur jumlah sulfida dalam air limbah.
  9. pH: pH mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air limbah. Standar baku mutu untuk pH adalah antara 6-9.
  10. Debit Limbah: Debit limbah adalah volume limbah yang dihasilkan dalam satuan volume per ton bahan baku. Debit limbah paling tinggi yang diizinkan harus mematuhi standar baku mutu.

Memenuhi Standar Baku Mutu

Bagi pemilik bisnis penyamakan kulit, penting untuk memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan oleh industri mereka memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.

Dalam rangka mencapai hal tersebut, perlu dilakukan pengujian rutin terhadap parameter-parameter yang telah disebutkan sebelumnya.

Jika pengujian menunjukkan bahwa air limbah tidak memenuhi standar baku mutu, pemilik bisnis harus segera mengambil langkah-langkah perbaikan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah mengoptimalkan proses penyamakan, menggunakan teknologi pengolahan air limbah yang efektif, dan memperhatikan penggunaan bahan kimia dalam proses produksi.

Penyediaan sarana pengolahan air limbah yang memadai juga penting untuk memastikan bahwa air limbah dapat diolah sebelum dibuang ke lingkungan.

Dalam beberapa kasus, kolaborasi dengan pihak ketiga yang memiliki teknologi pengolahan air limbah dapat menjadi solusi yang baik.

Selain itu, penting juga bagi pemilik bisnis penyamakan kulit untuk terus memantau perubahan peraturan terkait baku mutu air limbah.

Standar baku mutu dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dan pemilik bisnis harus memastikan bahwa mereka selalu mematuhi aturan terbaru yang berlaku.

Kesimpulan

Standar baku mutu air limbah industri penyamakan kulit sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap aman dan sehat.

Dengan mematuhi standar baku mutu yang ditetapkan, pemilik bisnis penyamakan kulit dapat memastikan bahwa air limbah yang dihasilkan tidak akan mencemari lingkungan sekitar.

Pengujian rutin dan perbaikan yang tepat juga harus dilakukan untuk memastikan bahwa standar baku mutu terus terpenuhi.

Dengan demikian, bisnis penyamakan kulit dapat beroperasi secara bertanggung jawab dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

advertise